Selasa, 15 April 2014

Angka Opat


Angka opat adalah bahasa Sunda, artinya adalah angka empat. Di bawah ini penyebutan angka empat dalam berbagai bahasa.

Melayu : empat/ampat

Jawa : pat
Sansekerta : catur
Inggris : four
Spanyol : tres
Arab : ٣- ثَلَاثَةُ . Arba'atun
Jepang : Shi/Yon, し/よん
Jerman :  vier –> di baca fiir
Prancis : quatre [kart]
India : chaar
China : SI
Untuk bahasa lainnya silakan cari sendiri

Mengapa angka empat? Tidak tahu kenapa, tapi saya pernah merasa dekat dengan angka empat. Angka empat ini selalu mewarnai (cie mewarnai...) kehidupan saya. Saya berusaha menghindarinya, mencoba menyukai angka lain. Akan tetapi angka ini muncul terus di kehidupan dalam bentuk apa pun. misalnya saat pembagian kelompok atau urutan tampil pada saat kuliah kebanyakan muncul angka empat. 
Setelah membaca ini kayanya ada yang beranggapan bahwa saya penganut "angka hoki". Sama sekali bukan, cerita di atas kenyataan yang dialami memang seperti itu. 
Angka hoki hanyalah sugesti. Terserahlah mau angka berapa saja 4,6,1,2,3... .  Karena suratan takdir sudah ada yang mengatur. kita hanya berkewajiban untuk melangkah, bukan untuk memutuskan hasilnya.

Saya di sini mencoba untuk memaparkan beberapa fakta yang berhubungan dengan angka empat, ini ilmiah bukan mistis. Di bawah ini ada beberapa yang dapat anda baca dan semoga menambah wawasan anda.

Hal-hal Yang Berhubungan Dengan Angka Empat

Rumus yang selalu menghasilkan angka empat
Dengan rumus tertentu berapa pun angka yang dimasukkan pasti hasilnya selalu empat. Untuk membuktikannya silakan dicoba.
  1. Pilihlah angka rahasia, bebas terserah anda
  2. Angka tersebut kalikan dengan angka 3
  3. Tambahkan angka 6
  4. Tambah dengan angka yang telah anda pilih tadi
  5. Hasilnya bagi angka 2
  6. Tambah angka 5
  7. Bagi 2 lagi
  8. Terakhir, kurangi dengan angka yang telah anda pilih

Jam Gadang Bukittinggi
Jam Gadang yang berarti jam besar ini berada di daerah Bukittinggi, Sumatera Barat. Menara jam yang memiliki ketinggian 26 meter ini merupakan simbol kebanggaan bangsa Indonesia, khususnya masyarakat di sana. Dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazid Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker (controleur/sekretaris kota Bukittinggi ketika itu) yang masih berumur 6 tahun
Jam ini punya kembaran yaitu jam Big Ben di London, Inggris. Dan mesin jam ini bernama Brixlion dibuat oleh seorang ahli yang bernama Forman, seorang bangsawan terkenal.

Lalu memangnya ada apa dengan menara jam ini?
Coba diperhatikan dengan seksama, fokuskan ke dalam lingkaran jam gadang yang berdiameter 80 sentimeter di bawah ini...., penuh konsetrasi...., semakin dalam... dan semakin dalam..., dalam hitungan 1,2,3...... eh kok kaya hipnotis ya. Sudah lupakan kembali lagi menjadi diri anda sendiri, dan lanjutkan ke gambar yang dibawah ini dan lihat jamnya!



gak kelihatan khan. kasihan...
gak usah pake di-zoom atau pake kaca pembesar lihat aja gambar dibawah ini



 Nah sekarang jelaskan kelihatan. Gimana ada yang ganjil khan, ada yang tidak sesuai pakem. Kalau ga tahu, "Sungguh terlalu" kata bang Haji Rhoma Irama mah. Lihatlah urutan angka romawi pada jam tersebut. Ya pada angka IIII, seharusnya kan IV. Penulisan angka empat romawi ini tidak sesuai pola angka romawi pada umumnya. Sungguh misteri?
Ada apa dibalik ini? Sebagai jam hadiah pemberian Ratu Inggris kepada controleur, dan dibuat ahli jam negera "Uncle Sam" Amerika, rasanya tidak mungkin terjadi kekeliruan.
Akan tetapi, justru keunikannya ini menjadi salah satu daya pikatnya. Orang-orang jadi penasaran dan berdatangan mengunjunginya. Malah ada yang berpandangan bahwa itu bukan kesalahan, akan tetapi merupakan pola angka romawi kuno sebelum yang kita kenal sekarang. Selain itu, masyarakat di sana menyebutkan bahwa angka empat dengan simbol angka satu yang berjajar empat buah (IIII) itu adalah empat orang pekerja yang meninggal pada saat pembangunan menara tersebut.
Penasaran dengan menara ini? Silakan mengunjunginya, dengan catatan jangan lupa ajak saya ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar