Selasa, 15 April 2014

Tambah Lumayan





Pemilu
Pemilu di Indonesia diadakan 5 tahun sekali. Bersifat Luber Jurdil yaitu langsung umum bebas rahasia jujur adil. Saya mau menyoroti sifat umum pemilu, yaitu pemilu berhak diikuti oleh setiap lapisan masyarakat, termasuk profesi apa pun.
Paling ngeri kalo seorang dukun santet nyoblos pemilu. Pada saat dia mencoblos di kertas suara, entah kenapa orang-orang pada heboh melihat berita di TV telah meninggal seorang caleg, dengan luka tusukan di dada kirinya. Begitu keluar dari bilik suara, dia berkata “sori bro, nggak sengaja, saya lupa menekan tombol off untuk menonaktifkan ilmu gue”.
Lebih aneh lagi kalo seorang pesulap yang nyoblos pemilu. Ceritanya dia masuk bilik suara, lalu kok lama banget gak keluar-keluar. Panitia TPS penasaran, pas dibuka eh udah dia udah menghilang. Si panitia malah ikut-ikutan show, saudara-saudara penasaran kemana hilangnya orang tadi. Kemudian dengan pedenya dia membuka wajahnya yang ternyata topeng, eh ternyata petugas itu pesulap tadi. Mari kita semua berkata : sempurna ! (dengan posisi tangan kaya Demian)
 Yang paling kesulitan dalam pemilu adalah seorang tukang servis printer. Untuk mendapatkan hak mencoblosnya ia harus menyakinkan panitia TPS bahwa dia belum mencoblos dan bukan pemilih ganda.
(maklum tangannya berlumuran tinta)

Anak Sekolah Galau

Anak sekolah sekarang itu rentan galau. Apa-apa galau. Dimarahin guru galau, pacar ngambek galau, kepanasan galau, pokonya serba galau deh. Pada suatu hari ada anak sekolah lagi galau karena masalah romansanya. Di kelas kerjanya cuman duduk bengong bertopang dagu, pikiran kosong, semakin dalam dan semakin dalam. Dalam hitungan 1, 2, ,3............ eh kok jadi kaya ngehipnotis sih. Balik lagi ke anak tadi, pas gurunya yang sedang ngajar mengajukan pertanyaan, “Ya kamu yang duduk di pojok jawab permasalahan ini, mengapa pemerintah belum mampu memberantas korupsi?”. Anak itu diam tak bereaksi. Gurunya agak berteriak berkata, “hey kamu yang lagi bengong?”. Anak itu pun membalas tatapan gurunya, dan gurunya sekali lagi bertanya, “ya kamu jawab pemasalahan ini?”. Lalu anak itu menjawab dengan tatapan kosong dan nada galaunya, “kamu yang punya masalah, masa aku yang harus jawab”.

Sudah Takdir

Seorang guru bertanya kepada seseorang, “Mengapa kamu mencuri?”, dia menjawab, “Sudah takdir”. Lalu si  guru bertanya lagi, “Mengapa kamu menjadi pemabuk?”, dia menjawab lagi, “Sudah takdir”. Si guru masih belum puas lalu bertanya lagi, “Mengapa kamu suka berbuat onar?”, dia pun masih menjawab, “Sudah takdir”. Si guru pun kemudian memukul orang tersebuti. Orang itu pun berkata ”loh kok kenapa anda memukul saya?”. Si guru menjawab enteng, “Sudah takdir”.
 
Permainan Pikiran
Ini mah bukan cerita, tetapi permainan pikiran, untuk menguji tingkat konsentrasi. Pertama, kasih tau temanmu bahwa kamu akan mengajukan beberapa pertanyaan dengan cepat dengan durasi waktu 10 detik. Pertanyaannya adalah seperti ini: (jawabannya harus putih semua)
Biasanya kain kafan berwarna?
Awan umumnya berwarna?
Kemudian warna peci haji?
Dan sapi minumnya? (jika tidak fokus pasti dia menjawab susu, padahal kan harusnya air)
Atau pertanyaan yang hitam semua:
warna rambut kamu?
Warna ban mobil?
Warna kegelapan?
dan kapan kelelawar tidur? (jika tidak fokus dia menjawab malam hari




Bisakah anda membuat segitiga sama kaki?





Tidak ada komentar:

Posting Komentar