Pemilu
Pemilu di
Indonesia diadakan 5 tahun sekali. Bersifat Luber Jurdil yaitu langsung umum
bebas rahasia jujur adil. Saya mau menyoroti sifat umum pemilu, yaitu pemilu
berhak diikuti oleh setiap lapisan masyarakat, termasuk profesi apa pun.
Paling ngeri kalo
seorang dukun santet nyoblos pemilu. Pada saat dia mencoblos di kertas suara, entah
kenapa orang-orang pada heboh melihat berita di TV telah meninggal seorang
caleg, dengan luka tusukan di dada kirinya. Begitu keluar dari bilik suara, dia
berkata “sori bro, nggak sengaja, saya lupa menekan tombol off untuk menonaktifkan
ilmu gue”.
Lebih aneh lagi
kalo seorang pesulap yang nyoblos pemilu. Ceritanya dia masuk bilik suara, lalu
kok lama banget gak keluar-keluar. Panitia TPS penasaran, pas dibuka eh udah
dia udah menghilang. Si panitia malah ikut-ikutan show, saudara-saudara
penasaran kemana hilangnya orang tadi. Kemudian dengan pedenya dia membuka
wajahnya yang ternyata topeng, eh ternyata petugas itu pesulap tadi. Mari kita
semua berkata : sempurna ! (dengan posisi tangan kaya Demian)
Yang paling
kesulitan dalam pemilu adalah seorang tukang servis printer. Untuk mendapatkan
hak mencoblosnya ia harus menyakinkan panitia TPS bahwa dia belum mencoblos dan
bukan pemilih ganda.
(maklum tangannya
berlumuran tinta)
Anak Sekolah
Galau
Anak sekolah
sekarang itu rentan galau. Apa-apa galau. Dimarahin guru galau, pacar ngambek
galau, kepanasan galau, pokonya serba galau deh. Pada suatu hari ada anak
sekolah lagi galau karena masalah romansanya. Di kelas kerjanya cuman duduk
bengong bertopang dagu, pikiran kosong, semakin dalam dan semakin dalam. Dalam
hitungan 1, 2, ,3............ eh kok jadi kaya ngehipnotis sih. Balik lagi ke
anak tadi, pas gurunya yang sedang ngajar mengajukan pertanyaan, “Ya kamu yang
duduk di pojok jawab permasalahan ini, mengapa pemerintah belum mampu
memberantas korupsi?”. Anak itu diam tak bereaksi. Gurunya agak berteriak
berkata, “hey kamu yang lagi bengong?”. Anak itu pun membalas tatapan gurunya,
dan gurunya sekali lagi bertanya, “ya kamu jawab pemasalahan ini?”. Lalu anak itu
menjawab dengan tatapan kosong dan nada galaunya, “kamu yang punya masalah,
masa aku yang harus jawab”.
Sudah Takdir
Seorang guru
bertanya kepada seseorang, “Mengapa kamu mencuri?”, dia menjawab, “Sudah
takdir”. Lalu si guru bertanya lagi,
“Mengapa kamu menjadi pemabuk?”, dia menjawab lagi, “Sudah takdir”. Si guru
masih belum puas lalu bertanya lagi, “Mengapa kamu suka berbuat onar?”, dia pun masih
menjawab, “Sudah takdir”. Si guru pun kemudian memukul orang tersebuti. Orang
itu pun berkata ”loh kok kenapa anda memukul saya?”. Si guru menjawab enteng,
“Sudah takdir”.
Permainan Pikiran
Ini mah bukan
cerita, tetapi permainan pikiran, untuk menguji tingkat konsentrasi. Pertama,
kasih tau temanmu bahwa kamu akan mengajukan beberapa pertanyaan dengan cepat
dengan durasi waktu 10 detik. Pertanyaannya adalah seperti ini: (jawabannya
harus putih semua)
Biasanya kain
kafan berwarna?
Awan umumnya
berwarna?
Kemudian warna
peci haji?
Dan sapi minumnya?
(jika tidak fokus pasti dia menjawab susu, padahal kan harusnya air)
Atau pertanyaan
yang hitam semua:
warna rambut
kamu?
Warna ban mobil?
Warna kegelapan?
dan kapan
kelelawar tidur? (jika tidak fokus dia menjawab malam hari
Bisakah anda
membuat segitiga sama kaki?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar